Lapisan aspal berpori merupakan inovasi campuran aspal yang dikembangkan untuk meningkatkan keselamatan jalan. Memiliki ketahanan selip yang baik, dan dapat mengurangi efek dari genangan air di saat hujan ekstrim. Jenis campuran ini memiliki kadar rongga udara yang tinggi untuk mendukung fungsinya. Permeabilitas merupakan salah satu kinerja fungsional dari campuran aspal berpori. Dibentuk oleh gradasi terbuka dan struktur rongga yang terhubung untuk mendukung fungsi pengaliran air. Agar struktur rongga terjaga konektivitas-nya, gradasi harus dibangun dari agregat yang kuat dan awet agar dapat menahan degradasi akibat beban dan perlakuan yang diterima oleh struktur campuran. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh dari faktor jenis agregat, kekerasan dan keawetan agregat terhadap permeabilitas, sebagai kinerja fungsional. Digunakan dua jenis agregat berdasarkan nilai abrasi Los Angeles dan lokasi sumber yang berbeda untuk menunjang pengumpulan data yang dilakukan dengan metode eksperimen skala laboratorium, serta aspal modifikasi polimer PG-76 dan serat selulosa berbentuk pelet. Nilai-nilai dari Los Angeles Abrasion dan Tingkat Penyerapan Air dianalisis terhadap variabel-variabel kinerja campuran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai abrasi Los Angeles berpengaruh terhadap kinerja fungsional campuran aspal berpori. Dari sisi kinerja campuran, agregat Andesit dengan LA 22% dan Diorit dengan LA 15,2%, keduanya dapat digunakan sebagai campuran aspal berpori dan menghasilkan kinerja yang memenuhi persyaratan dan spesifikasi. Namun terkait tingkat kerusakan agregat dalam campuran, kerusakan Andesit 24% lebih tinggi daripada Diorit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gradasi AAPA 2004 terbukti dapat mempertahankan rongga sehingga menghasilkan kadar rongga dan permeabilitas yang memenuhi spesifikasi. Penelitian ini telah membuktikan bahwa kekerasan agregat berpengaruh terhadap permeabilitas.
Komentar Terbaru