Agus Hari Wahyudi
Program Studi Doktor Ilmu Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Desember 2021.
Permasalahan sungai di Indonesia berupa kerusakan tebing sungai biasanya diperbaiki dengan membangun infrastruktur. Jenis bangunan yang umum dilaksanakan adalah bangunan krib, revetment, lining, dinding penahan, turap maupun tumpukan batu, atau balok beton. Penanganan kerusakan tebing juga dilakukan secara vegetasi dengan menggunakan pohon, lives stakes, ranting menjalar, penanaman biji/benih, dan rerumputan. Perbaikan tebing sungai di Indonesia sudah menggunakan ke dua cara tersebut namun belum melaksanakan kombinasi konstruksi bangunan dan vegetasi secara bersama sebagai konstruksi hybrid. Beberapa perbaikan tebing yang sudah dilaksanakan disajikan.
Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji konstruksi pelindung lereng hybrid berupa batu bata interlock dengan tanaman akar wangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk batu bata interlock, spesifikasi teknis batu bata interlock, menemukan formasi dan konfigurasi cara menyusun batu bata interlock, menemukan pengaruh tanaman akar wangi dalam memperkut konstruksi pelindung tebing batu bata interlock, dan menemukan pengaruh bangunan terhadap proses restorasi sungai.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen dengan melakukan pengujian material batu bata interlock di laboratorium untuk menemukan indek properti batu bata interlock, formasi dan konfigurasi metode penyusunan batu bata interlock. Pengujian large scale direct shear stress di lakukan di laboratorium mekanika tanah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk menemukan pengaruh tanaman akar wangi yang tumbuh di dalam batu bata interlock dalam memperkuat bangunan pelindung tebing. Visualisasi dan hasil pengujian di laboratorium disajikan pada Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4. Pengujian di lapangan dilakukan di anak Sungai Bengawan solo yaitu di Sungai Kedungkeris yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah untuk menemukan pengaruh bangunan hybrid terhadap proses restorasi sungai.
Hasil dari penelitian ini dapat menemukan bentuk batu bata interlock yang dapat dikombinasikan dengan tanaman akar wangi. Dimensi batu bata adalah 25 x 12,5 x 10 cm dengan dua buah lubang di atas berdiameter 5 cm, sedangkan diameter lubang di samping adalah 3,75 cm. Fungsi akar tanaman yang tumbuh di dalam lubang batu bata ke arah bawah dan samping adalah untuk mengikat dan menyatukan batu bata interlock sebagaimana fungsi mortar. Hasil pengujian massa jenis batu bata kondisi kering adalah 1,196 ton/m3, kondisi basah dengan lubang diisi tanah adalah 1,677 ton/m3, kemampuan menahan tekanan dari atas adalah 42,33 kg/cm2, kemampuan lubang manahan tarik adalah 37,32 kg/cm2. Pengaruh tanaman akar wangi pada peningkatan stabilitas lereng dibuktikan dengan kenaikan parameter kohesi dan sudut geser dalam yaitu: untuk batu bata yang lubangnya berisi tanah adalah Cb‘= 0,599 kg/cm2 dan Øb‘ = 34,606o, nilainya mengalami peningkatan pada kondisi lubang batu bata berisi akar wangi usia 6 bulan Cv6‘ = 0,638 dan Øv6’ = 36,38o, dan naik signifikan pada lubang batu bata berisi akar wangi usia 12 bulan Cv12’ = 0,734 kg/cm2 dan Øv12’ = 43,32o. Kenaikan parameter C dan Ø dapat lebih meningkatkan kestabilan bangunan. Hasil pengukuran kecepatan aliran tertinggi yang terukur adalah 3,3 m/dtk dengan kondisi bangunan tetap stabil dan tanaman yang dapat kembali berdiri tegak. Bangunan ini juga terbukti dapat menjadi habitat ekosistem bagi flora dan fauna setempat, berhasil mengembalikan kondisi sungai yang lebih alamiah sesuai konsep restorasi sungai. Konstruksi pelindung tebing hybrid batu bata interlock diperkuat tanaman akar wangi adalah konstruksi sederhana yang dapat diberdayakan masyarakat terutama petani karena tidak memerlukan keahlian dan alat khusus, murah, adaptif, serta berkelanjutan.
Rekomendasi dan tidak lanjut dari konstruksi hybrid ini perlu dikembangkan untuk menemukan jenis tanaman yang akarnya panjang mengangkur ke dalam tanah, kuat dapat mengikat dan menyatukan batu bata interlock seperti mortar, namun tanamannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menemukan tanaman dengan nilai ekonomi tinggi yang bisa tumbuh dengan baik di daerah hulu dan di daerah hilir pada air asin.
Komentar Terbaru