Dedy Purnomo Retno

Strategi hijau untuk keberlanjutan masa depan hadir dari kepedulian terhadap perubahan iklim, pemanasan global, konsumsi energi yang berlebihan, dan peningkatan polusi di dunia. Salah satu sektor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kerusakan lingkungan adalah sektor industri konstruksi dan bangunan. Sektor ini berkontribusi secara global terhadap 1/3 dari emisi karbon, 1/3 konsumsi sumber daya, 40% konsumsi energi, 40% limbah dan 25% konsumsi air di dunia (PNUE-SBCI, 2018). Fase Operasi-Pemeliharaan dikenal sebagai fase terpanjang dari siklus hidup bangunan. Fase ini memiliki persentase konsumsi energi dan menghasilkan emisi CO2 tertinggi dibandingkan fase lainnya.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan model pengelolaan operasi dan pemeliharaan hijau berkelanjutan untuk bangunan eksisting. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan survei kuesioner yang dibagikan kepada 103 responden yang terdiri dari kalangan ahli, praktisi, birokrat, penggiat lingkungan dan pengelola fasilitas bangunan hijau yang ada di Indonesia. Tiga kelompok faktor utama yang mempengaruhi kinerja pengelolaan bangunan berbasis hijau yang berkelanjutan pada fase ini terdiri dari support and facilitating (SUPF), management practices (MAPR), serta refurbishment and up grading (REUP). Instrumen penelitian dikembangkan melalui metode CVI dan model dibangun serta dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM)-PLS. Adapun validasi dan uji model dilakukan terhadap enam gedung eksisting melalui penilaian mandiri dari pengelola gedung tersebut.
Final model yang dihasilkan terdiri dari support and facilitating (3 dimensi dan 10 indikator), management practices (5 dimensi dan 19 indikator), refurbishment and up grading (4 dimensi dan 19 Indikator), dan sustainable building performance (3 dimensi dengan 19 Indikator). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keberhasilan pengelolaan operasi dan pemeliharaan hijau berkelanjutan untuk bangunan eksisting dipengaruhi oleh support and facilitating (koefisien jalur = 0,348), management practices (koefisien jalur = 0,242), serta refurbishment and up grading (koefisien jalur = 0,393). Ada pun nilai R2 yang dihasilkan sebesar 0,768 dan ini menunjukkan bahwa pengaruh ketiga faktor utama tersebut berada pada kategori substansial. Temuan penelitian ini memberikan wawasan dan panduan bagi pemilik maupun pengelola gedung dalam merumuskan strategi komprehensif menuju manajemen operasi-pemeliharaan hijau berkelanjutan untuk bangunan gedung yang ada.